Monday, October 10, 2022

Pendidikan dan Keteladanan

Sejak diturunkannya Nabi Adam dan Hawa di muka bumi proses pendidikan sudah dilakukan dan diajarkan, dalam ceritanya di buku qoshosul qur’an lil athfaal kaya ustadzh Hamid at Thohir: Nabi adam ketika pertama kali mengalami kelaparan, nabi Adam tidak langsung menemukan sebuah roti yang sudah jadi namun nabi Adam diperintahkan untuk berdoa kepada Allah, kemudian nabi Adam diajari oleh malaikat jibril bagaiamana proses membuat roti dan proses menanam bahan-bahannya (dari mananam biji gandum hingga memanennya & menumbuk gandum hingga menjadi tepung yang kemudian dibuatlah adonan roti). Selain itu pada zaman Nabi Muhammad ketika proses nabi Muhammad diperintahkan untuk membaca namun berkali-kali menjawab maa anaa bi qori’ (saya tidak bisa membaca) kemudian dituntun oleh Malaikat jibril. Dari kisah tersebut dapat kita ambil pelajaran bahwa pendidikan itu tidak serta merta dilakukan dalam waktu yang singkat tetapi ada proses yang harus dilalui dan dalam pendidikan tentunya ada pengajar. Dalam hadits Nabi juga diesbutkan bahwa tuntutlah ilmu dari buaian sampai ling lahat (HR. Muslim), selain itu dalam bait syair imam syafi’i syarat menuntut ilmu itu ada enam yaitu dzaka (cerdas), hirsun (semangat), washtibarun (sabar), wa bulghotun (butuh modal), wa shubhatu ustadzin (belajar dari guru), wa thuluz zaman (waktu belajar yang lama). Betapa pentingnya sebuah pendidikan dalam kehidupan ini untuk menjalani hidup yang sebagaimana diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW meskipun di zaman yang berbeda relevan dengan apa yang disampaikan oleh Ali bin Abi Tholib “ajarilah anak-anakmu sesuai zamannya karena mereka hidup di zamannya bukan di zamanmu, di era perkembangan zaman yang semakin kompleks, media digital semakin canggih menuntut kita untuk terus kreatif, mampu memfilter mana yang mempunyai dampak negatif dan positif dengan tidak mengesampingkan adab kita. Dengan demikian untuk membangun sebuah pendidikan yang beradab tentunya diperlukan keteladanan di segala aspek kehidupan dan peran orang tua, guru serta masyarakat sekitar, sebagaimana pesan dalam surat an Nisa’ ayat 9 akan pentingnya menyiapkan generasi ke depannya untuk lebih baik.

Peran orang tua                                                              


Anak adalah anugerah bagi kedua orang tua yang dititipkan oleh Allah yang patut dijaga dengan sebaik-baiknya dengan cara memberikan pendidikan (ta’dib), sudah kewajiban bagi orang tua untuk mendidik sesuai dengan ajaran islam sebagaimana perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW, sebagaimana dalam QS. At Tahrim ayat 6, ayat ini secara khusus mewajibkan orang tua untuk menjaga diri dan keluarga dari api neraka dengan maksud akan pentingnya mendidik ana-anaknya agar menjadi manusia yang beradab dan berilmu. Karena pendidikan keluarga merupakan kunci kemajuan dan kebangkitan umat islam. Untuk dapat mendidik anak dengan benar tentu memerlukan ilmu yang mencukupi, di era perkembangan zaman yang semakin canggih orang tua jangan sampai abai dan tidak mengikuti perkembangan tetapi sekiranya juga bisa beradaptasi dengan mengambil dampak yang positif dan memanfaatkannya untuk hal-hal kebaikan dan kreatifitas agar bisa mendampingi dan mengamati perkembangan anak agar tidak terjerumus kepada hal yang negatif. Karena di era sekarang di mana media sosial lebih terbuka dan bisa diakses untuk seluruh kalangan mulai dari anak-anak, remaja dan dewasa maka di sinilah peran orang tua sangat penting untuk memberikan teladan agar adab nya terjaga dengan baik karena memperbaiki adab adalah salah satu kewajiban orang tua, dalam hadits Nabi dari Riwayat Al Baihaqi innamaa bu’itstu li utammima makaarimal alkhlaq (sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia). Sebagai umat Nabi Muhammad SAW kita diwajibkan untuk meneladaninya untuk mewujudkan para generasi yang beradab.  Proses menanamkan adab dalam diri seseorang itulahyang disebut dengan proses pendidikan (ta’dib). Prof. Dr. Syed Muhammad Naquib Al Attas mengatakan bahwa masalah mendasar umat islam adalah loss of adab yaitu lost of discipline-the discipline of body, mind and soul. Maka disinilah pentingnya adab yang baik untuk anak-anak kita dalam rangka untuk menyiapkna generasi yang lebih baik kedepannya yaitu dengan dimulai dari kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat dan negara.

Peran guru


Di mana ada tempat belajar di situlah ada murid dan guru, menjadi seorang guru adalah amanah yang sangat mulia. Oleh karena itu, jagalah amanah dengan sebaik-baiknya. Guru tidak hanya sebagai pekerjaan profesional di lembaga formal. Namun manjadi seorang guru merupakan kewajiban bagi semua insan, karena mengajar itu bisa dilaksanakan di manapun tempatnya tanpa memandang siapa muridnya. Sekolah atau madrasah yang merupakan tempat belajar anak-anak sebagai lembaga formal yang pada hakikatnya sebagai institusi/lembaga yang menyandang amanah dari orang tua dan masyarakat dengan melibatkan seorang guru dalam proses pendidikannya. Sehingga peran seorang guru bagi anak-anak sangatlah penting untuk melahirkan generasi yang baik dan unggul dan beradab, selain itu guru juga mempunyai peran untuk mengembangkan lembaga pendidikan yang berkemajuan dan mencerahkan peradaban bangsa. Guru merupakan peranan yang paling utama dalam berlangsungnya proses kegiatan pembelajaran. Peran guru dalam dunia pendidikan tidak sekedar menyampaikan sebuah informasi, melainkan seorang guru harus bisa menanamkan nilai moral, nilai spiritual, nilai sosial.  Dalam Islam dijelaskan bahwa guru merupakan seseorang yang bertugas untuk membimbing serta mengarahkan peserta didik ke jalan Allah, membimbing akhlakul karimah serta meluruskan tingkah laku yang buruk kepada peserta didik supaya bisa menjalankan kehidupannya sesuai dengan syariat agama Islam.


Guru dalam perspektif pendidikan Islam dengan sebutan murabbi, mu’allim, mu’addib, muddaris, dan mursyid. Kelima istilah ini memiliki kedudukan serta perannya masing-masing: Murabbi yaitu seseorang yang bertugas membimbing dan mengarahkan anak didik, supaya memiliki keterampilan serta mampu mengatur hasilnya sehingga dapat bermanfaat bagi nusa, bangsa dan agama, Mu’allim yaitu seseorang yang memiliki berbagai ilmu serta bisa mengajarkan dan dilaksanakan dalam kehidupan sehari-hari, serta mampu menyampaikan berbagai ilmu kepada orang lain, Mu’addib yaitu seseorang yang mentransfer ilmu serta mengimplementasikan nilai moral dan spiritual kepada peserta didik, supaya berperilaku baik dalam menjalankan kehidupannya dalam rangka membangun peradaban yang lebih baik dimasa depan, Muddaris yaitu seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan secara komprehensif yang digunakan untuk mengembangkan dan memperbaruhi pengetahuannya secara berkelanjutan serta berusaha untuk mencerdaskan peserta didik dan melatih kemampuan yang sesuai dengan bakatnya masing-masing. Mursyid yaitu seseorang yang memiliki sikap dan sopan santun secara baik, sehingga bisa dijadikan sebagai contoh oleh orang lain dan peserta didiknya.

Peran guru dalam sebuah lembaga/institusi pendidikan dalam penanaman nilai-nilai utama sangatlah dibutuhkan di antarnya yaitu dengan menanamkan nilai ketauhidan akan pentingnya beriman dan taat kepada Allah melalui pembiasaan ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh, nilai keilmuan yaitu untuk menyiapkan generasi yang berilmu, nilai kemajuan yaitu dengan tetap mengikuti perkembangan zaman dan nilai peradaban karena islam sebagai agama peradaban sehingga berupaya untuk menjadi umat terbaik (khoiru ummah). Perkembangan dunia pendidikan yang juga beriringan dengan berkembangnya teknologi dan globalisasi menjadikan seorang guru untuk tetap belajar dan uptodate dalam mengaplikasikaannya dengan bijak dan inovatif dalam pendidikan. Dengan berkembangnya teknologi yang canggih ada hal yang tidak bisa digantikan oleh teknologi yaitu ketulusan dan ruh seorang guru, hal tersebut merupakan salah satu suksesnya dalam pendidikan. Di era millenial ini tempat belajar bisa dilakukan dengan media online, tentunya dengan berbagai inovasi dan kreativitas yang menarik. Dalam QS al-Kahf ayat 65 dijelaskan bahwa guru harus memiliki kompetensi keagamaan (‘abdun), kompetensi kepribadian (rahmah), kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional (‘ilm). 


Pendidikan dan Keteladanan

Sejak diturunkannya Nabi Adam dan Hawa di muka bumi proses pendidikan sudah dilakukan dan diajarkan, dalam ceritanya di buku qoshosul qur’an...