Menjelang 56 tahun IMMawati telah hadir di tubuh ikatan bersamaan
dengan hadirnya IMM. Immawati itulah sapaan kader putri Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah. Hadirnya IMMawati di dalam sebuah Ikatan adalah untuk
mengimplementasikan QS. Ali Imron: 104. Immawati sebagai gerakan mahasiswa
islam di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Immawati Elida Djazman merupakan immawati
pertama di IMM dan beliau memberi pean bahwa sejak berdirinya IMM posisi
immawan dan immawati itu sama.
Dengan IMM inilah immawati mulai bisa berperan di berbagai bidang
baik di bidang pendidikan, ekonomi, politik, kesehatan dan sosial. Immawati
sebagai sebuah gerakan sosial keagamaan yang berada di IMM merupkan wadah
khusus bagi usaha IMM untuk memberdayakan fungsi dan peran-peran keummatan yang
semestinya dilakukan oleh Immawati.
Dalam kongres Perempuan Indonesia ke 1 pada 1923, organisasi
perempuan di seluruh Indonesia bertemu dengan tujuan untuk mendiskusikan
seputar gender, membentuk mekanisme hubungan antar perempuan dan menyamakan
suara pembelaan terhadap kepentingan perempuan Indonesia yang ditujukan kepada
pemerintah. Sebagai immawati tidak hanya sebagai pelanjut estafet ‘aisyiyah
tetapi juga sudah memulai untuk peka terhadap isu-isu yang ada dan melakukan
pembelaan kepada kaum lemah untuk membangun peradaban yang berkemajuan. Sebagaimana
orientasi gerakan immawati bahwa immawati sebagai gerakan akademisi Islam yang
terkait dengan pengejewantahan trilogi IMM yaitu kemahasiswaan, keagamaan dan
kemasyarakatan yang membangun suatu peradaban bagi bentuk gerak langkah
immawati kini dan esok.
Keberadaan bidang immawati sendiri itu bukan sebagai wadah putri
yang tertutup tapi juga sebagai stabilisator organisasi IMM baik dalam
administrasi maupun aksi karena di dalamnya kader immawan dan immawati itu
sebagai mitra dalam rangka untuk mewujudkan tujuan IMM dan Muhammadiyah. Bidang
immawati mempunyai tujuan untuk mengupayakan tercapainya tujuan IMM yaitu
mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka
mencapai tujuan muhammadiyah, memberi pengetahuan agar mampu memahami peran
perempuan di IMM serta mampu untuk menganalisis dan manajement isu-isu
perempuan dan memperluas wawasan tentang immawati dan adil gender dalam IMM
yang tetap sesuai dengan al Qur’an dan as Sunnah.
Immawati harus mampu menstabilkan antara perasaan dan akalnya
mengingat dominasi immawati di tubuh ikatan tetapi perannya yang di rasa masih
kurang, maka di sini immawati juga harus mengembangkan keilmuannya, memperluas
wawasannya dan peduli terhadap apa yang ada di sekitarnya. IMM yang mempunyai gerakan
anggun dalam moral dan unggul dalam intelektuan, dengan demikian immawati harus
mampu mengimplementasikannya dalam kehidupannya sehingga identitas immawati itu
terbentuk. Immawati harus bisa mempunyai kapasitas intelektual sehingga mampu
mengatualisasikan ilmunya untuk melakukan perubahan, mempunyai skil kesenian
maupun ketrampilan untuk membentuk kemandirian immawati dan juga sebagai poros
pergerakan perempuan yang tetap berpegang pada al Qur’an dan as Sunnah. Adapun
manifesto immawati yang dihasilkan oleh bidang immawati DPP adalah immawati
sebagai penguat nilai-nilai keislaman, immawati sebagai basis gerakan perempuan
dan immawati sebagai penguat pilar bangsa. Supaya identitas immawati itu
terbentuk juga perlu adanya profile immawati dan gerakan strategis advokasi
perempuan.
No comments:
Post a Comment