Tak lepas dari
Medsos
Berawal
dari bulan maret yang di mana semua kegiatan sekolah mulai diberhentikan,
dikarenakan adanya covid 19 yang sedang hadir di Indonesia. Covid 19 (coronavirus
disease that was discovered 19) yaitu penyakit virus corona yang ditemukan
pada tahun 2019, akan tetapi dampak tidak langsung dengan hadirnya virus
tesebut yaitu pada bulan maret, sehingga pembelajaran di sekolah sudah tidak
bisa lagi dilaksanakan secara tatap muka. Lalu bagaimana supaya pembelajaran
sekolah tetap terlaksana dengan baik? Dari sini lah kemudian media sosial mulai
dimanfaatkan sebagai media pembelajaran yang cukup mendukung, yang awalnya
media sosial hanya digunakan anak-anak untuk main game. Anak-anak millenial
siapa yang tidak mengenal medsos, kecuali anak-anak yang pedesaan yang tidak terjangkau
dengan medsos. Hal ini sangat bisa merubah gaya anak-anak yang sudah kecanduan
nge game menjadi media belajar melaui medsos, ya mungkin awal-awal sulit
untuk merubah dari nge game menjadi media untuk belajar akan tetapi akan
mudah bila diberikan pemahaman yang bisa diterima anak-anak dengan hal-hal yang
menarik akan pentingnya memanfaatkan medsos di tengah-tengah pandemi covid 19
sebagai media pembelajaran. Berbeda dengan anak-anak yang tidak memilik medsos,
mereka sangat kesulitan untuk bisa tetap melaksanakan pembelajaran, sebagaimana
yang dialami oleh bapak Avan Fathurrohman seorang guru SDN Batu Putih Laok
Sumenep harus mendatangi murid-muridnya ke rumah supaya anak-anak didiknya
tetap bisa belajar, begitu juga anak-anak SD di desa saya yang juga mengalami
keluhan karena ada beberapa anak yang tidak mempunyai media sosial sehingga
terpaksa belajarnya harus ke rumah gurunya. Selain itu orang tua harus
disibukkan ikut belajar online untuk
dampingi anak-anaknya di tengah-tengah pekerjaan yang mayoritasnya
sebagai petani.
SFH
(study from home) & WFH (work from home)
antara bahagia dan sedih. Rumah tempat ternyaman yang mayoritas orang bilang
karena di rumah lah bisa bertemu, berkumpul dan bersenang-sengan dengan
keluarga tercintanya. Adanya pandemi covid 19 yang mengharuskan untuk belajar
dan bekerja dari rumah (SFH & WFH) membuat peluang bagi perempuan
karir khususnya sehingga dengan adanya WFH bisa memberikan waktunya
untuk keluarganya dan bisa membersamainya, meskipun disibukkan dengan kegiatan
pribadinya dan kegiatan anak-anaknya yang harus melalui daring online,
belum lagi dengan kegiatan rumah yang lainnya. Akan menjadi ancaman bila tidak
bisa mengendalikan media sosial antara belajar dan bekerja online atau hanya
kesenangan untuk menghabiskan waktunya, semua kegiatan rumah akan terbengkalai
bila tidak bisa memanagement waktu dan dirinya, karena sudah terlena dengan
medsos. Oh iya pastinya bahagia dan sedih campur jadi satu. Sebagai seorang
pendidik di tengah-tengah covid 19 sekreatif mungkin harus menyiapkan materi
pembelaran yang menarik, sehingga di sinilah kemudian di sela-sela pembelajaran
harus belajar ngedit konten-konten pembelajaran menjadi video yang kreaif dan
inovatif untuk membangkitkan semangat anak-anak untuk belajar.
Mengabdi dan
Berbakti
Meningkatnya
jumlah pasien covid 19 di negeri ini membuat semua khawatir sehingga untuk
mengurangi penyebaran pandemi covid 19 ini yaitu dengan memakai masker, cuci
tangan dan social distanc yang kemudian akan diberlakukan lockdown,
setelah adanya berita bahwa akan diberlakukannya lockdown tak lama
kemudian memutuskan untuk mudik (mudiknya sebelum ada larangan mudik) setelah
bersibaku di tanah rantau. Meskipun sempat harus isolasi mandiri karena dari
luar kota tapi tidak ada kata berhenti untuk tetap belajar dan bekerja melalui daring.
Adanya covid 19 ini merupakan waktu terlama di rumah yang bertepatan juga
dengan bulan Ramadhan.
Di
saat para medis megabdikan dirinya sebagai garda terdepan dalam membantu
penyembuhan pasien yang terpapar covid 19. Maka yang bisa saya lakukan saat ini
adalah untuk tetap berada di rumah yanga merupakan salah satu anjuran
pemerintah dalam rangka penyebaran pandemi ini supaya tetap stay at home.
Ternyata untuk tetap berada di rumah saja tidak bisa dilaksanakan, dan terpaksa
untuk keluar rumah karena harus membantu orang tua dalam pekerjaannya di
pertanian. Berat memang karena di saat pandemi yang mengharuskan untuk tetap di
rumah tapi tidak bisa bagi para petani di desa karena jika tidak merawat dan
memanen tanamannya maka tidak bisa memenuhi kebutuhannya dalam mempertahankan
hidup keluarganya.
Sebagai
seorang perempuan yang berperan ganda di publik dan domestik tentu tidak bisa
diabaikan salah satu, tetapi bagaimana supaya keduanya tetap berjalan di
tengah-tengah pandemi ini. Dengan di rumah saatnya untuk membantu dan berbakti
kepada orang tua, di sela-sela itu adalah dimanfaatkan untuk belajar masak
meskipun tak seenak masakan restoran tapi seenggknya mengenal dan mengetahui
nama-nama peralatan masak dan bumbu-bumbu masakan. Sebagai seorang aktivis maka
yang bisa dilakukan dan dikontribusikan saat ini adalah bergerak dengan qolam
dan memanfaatkan medsos dengan bijak dan arif untuk mengajak amar ma’ruf
nahi munkar di tengah-tengah pandemi covid 19, tetapi harus tetap berbagi
kepedulian untuk terjun ke lapangan dengan tetap mematuhi protokol WHO.