Sunday, February 9, 2020

Revitalisasi Identitas IMMawati Sebagai Role Model Ikatan


Menjelang 56 tahun IMMawati telah hadir di tubuh ikatan bersamaan dengan hadirnya IMM. Immawati itulah sapaan kader putri Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Hadirnya IMMawati di dalam sebuah Ikatan adalah untuk mengimplementasikan QS. Ali Imron: 104. Immawati sebagai gerakan mahasiswa islam di Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah. Immawati Elida Djazman merupakan immawati pertama di IMM dan beliau memberi pean bahwa sejak berdirinya IMM posisi immawan dan immawati itu sama.
Dengan IMM inilah immawati mulai bisa berperan di berbagai bidang baik di bidang pendidikan, ekonomi, politik, kesehatan dan sosial. Immawati sebagai sebuah gerakan sosial keagamaan yang berada di IMM merupkan wadah khusus bagi usaha IMM untuk memberdayakan fungsi dan peran-peran keummatan yang semestinya dilakukan oleh Immawati.
Dalam kongres Perempuan Indonesia ke 1 pada 1923, organisasi perempuan di seluruh Indonesia bertemu dengan tujuan untuk mendiskusikan seputar gender, membentuk mekanisme hubungan antar perempuan dan menyamakan suara pembelaan terhadap kepentingan perempuan Indonesia yang ditujukan kepada pemerintah. Sebagai immawati tidak hanya sebagai pelanjut estafet ‘aisyiyah tetapi juga sudah memulai untuk peka terhadap isu-isu yang ada dan melakukan pembelaan kepada kaum lemah untuk membangun peradaban yang berkemajuan. Sebagaimana orientasi gerakan immawati bahwa immawati sebagai gerakan akademisi Islam yang terkait dengan pengejewantahan trilogi IMM yaitu kemahasiswaan, keagamaan dan kemasyarakatan yang membangun suatu peradaban bagi bentuk gerak langkah immawati kini dan esok.
Keberadaan bidang immawati sendiri itu bukan sebagai wadah putri yang tertutup tapi juga sebagai stabilisator organisasi IMM baik dalam administrasi maupun aksi karena di dalamnya kader immawan dan immawati itu sebagai mitra dalam rangka untuk mewujudkan tujuan IMM dan Muhammadiyah. Bidang immawati mempunyai tujuan untuk mengupayakan tercapainya tujuan IMM yaitu mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlaq mulia dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah, memberi pengetahuan agar mampu memahami peran perempuan di IMM serta mampu untuk menganalisis dan manajement isu-isu perempuan dan memperluas wawasan tentang immawati dan adil gender dalam IMM yang tetap sesuai dengan al Qur’an dan as Sunnah.
Immawati harus mampu menstabilkan antara perasaan dan akalnya mengingat dominasi immawati di tubuh ikatan tetapi perannya yang di rasa masih kurang, maka di sini immawati juga harus mengembangkan keilmuannya, memperluas wawasannya dan peduli terhadap apa yang ada di sekitarnya. IMM yang mempunyai gerakan anggun dalam moral dan unggul dalam intelektuan, dengan demikian immawati harus mampu mengimplementasikannya dalam kehidupannya sehingga identitas immawati itu terbentuk. Immawati harus bisa mempunyai kapasitas intelektual sehingga mampu mengatualisasikan ilmunya untuk melakukan perubahan, mempunyai skil kesenian maupun ketrampilan untuk membentuk kemandirian immawati dan juga sebagai poros pergerakan perempuan yang tetap berpegang pada al Qur’an dan as Sunnah. Adapun manifesto immawati yang dihasilkan oleh bidang immawati DPP adalah immawati sebagai penguat nilai-nilai keislaman, immawati sebagai basis gerakan perempuan dan immawati sebagai penguat pilar bangsa. Supaya identitas immawati itu terbentuk juga perlu adanya profile immawati dan gerakan strategis advokasi perempuan. 


Pendidikan dan Keteladanan

Sejak diturunkannya Nabi Adam dan Hawa di muka bumi proses pendidikan sudah dilakukan dan diajarkan, dalam ceritanya di buku qoshosul qur’an...